Review Film : The Marvels

Review Film : The Marvels

Menonton The Marvels merupakan pengalaman yang cukup unik, Saya dan penonton lainnya sangat
bersenang-senang di dalam bioskop. Namun, ketika dipikir-pikir lagi, ternyata filmnya tidak terlalu membekas.
The Marvels merupakan film terbaru Marvel Cinematic Universe (MCU) fase kelima yang merupakan sekuel dari Captain Marvel (2019).

Kali ini, Captain Marvel aka Carol Danvers (Brie Larson) bekerja sama dengan dua superhero lainnya, yaitu Captain Monica Rambeau (Teyonnah Parris) dan Kamala Khan aka Ms. Marvel (Iman Vellani).

Tiga superhero itu memiliki sumber kekuatan yang sama yang membuat mereka bisa bertukar tempat setiap kali memakai kekuatannya. Monica dan Kamala pun membantu Carol untuk menyelesaikan masalah di masa lalu dengan menghadapi Dar-Benn (Zawe Ashton).

Menyatukan tiga superhero Marvel ini bisa terbilang berhasil karena ketiganya saling melengkapi.
Ada Carol Danvers yang kuat secara fisik, Monica Rambeau yang berotak cerdas, dan ada Kamala Khan si class clown yang super menggemaskan.

Interaksi ketiganya di depan layar pun menyenangkan. Bahkan, ide menamai trio itu sebagai The Marvels munculnya dari mulut Kamala.

Cara Nia Dacosta bersama Megan McDonnell dan Elissa Karasik meramu naskah agar ketiga superhero itu bertemu itu tidak dipaksakan. Naskah tersebut kemudian direalisasikan oleh DaCosta ke dalam layar dengan cukup baik.

Satu hal yang mesti saya puji adalah bagaimana ketiga penulis itu tidak memaksakan The Marvels untuk mesti mengangkat narasi girl boss hanya karena film ini mengusung tiga superhero perempuan. The Marvels tetap menjadi sajian santai yang bisa dinikmati oleh semua orang tanpa bakal merasa digurui oleh film tersebut.

Selain itu, penonton tidak bakal merasa ketinggalan jika tidak menonton serial-serial MCU di Disney+.
Untuk The Marvels sendiri, film ini bersinggungan dengan film Captain Marvel, serta serial WandaVision, Ms. Marvel, dan Secret Invasion.

Namun, para penulis naskah The Marvels sangat jago dalam menyelipkan ringkasan pendek tentang siapa karakter ini dan apa yang terjadi dengan mereka sebelumnya.

Yang menurut saya justru lemah adalah villain-nya, yaitu Dar-Benn yang diperankan oleh Zawe Ashton. Motivasinya untuk menghidupkan kembali planet tempat tinggalnya, Hala, memang mulia.
Namun, menurut saya performa Ashton menjadi seorang villain tidak terlalu memuaskan.

Ashton kurang gahar sebagai villain yang memiliki misi untuk memindahkan sumber daya alam suatu planet ke Hala. Dar-Benn tampaknya bakal menjadi villain yang cepat dilupakan oleh penonton.
Sedangkan kemunculan Park Seo-joon yang menjadi kejutan besar bagi penggemar pop culture Korea justru menjadi poin plus dalam The Marvels.

Dengan ketampananannya, Seo-joon memang cocok memainkan peran seorang pangeran yang bernama Yan. Pangeran itu berasal dari planet Aladna yang bahasa utamanya bernyanyi, bukan berbicara.

Sehingga, ketika Carol, Monica, dan Kamala tiba di Aladna dan bertemu Yan, di sinilah penonton bakal bersenang-senang. Adegan di Aladna dibungkus layaknya film-film Disney Princess dengan set yang
berwarna-warni, penuh fantasi, penuh nyanyian merdu, serta adegan pangeran dan putri yang cringe tapi manis.

Sayangnya kemunculan Park Seo-joon di The Marvels hanyalah pemanis belaka. Meskipun bernasib sama dengan planet yang sebelumnya diserbu oleh Dar-Benn, akhir dari adegan di Aladna itu tidak mendapatkan perlakuan yang sama.

Kemunculan Seo-joon bisa meninggalkan kesan, “Segitu doang?”. Tapi, cukup membuat penonton puas jika sudah familiar dengan sang aktor.

Pada akhirnya The Marvels tidak terlalu memenuhi rasa kepuasan saya dari segi cerita karena kelanjutan plot Multiverse Saga sangatlah tipis. Mau sampai kapan MCU terus melakukan dragging hingga akhirnya mencapai konflik utama saga tersebut?

Meski begitu, perasaan itu hilang ketiga mid-credit muncul. Saya cuma bisa bilang, jangan sampai Anda meninggalkan kursi sebelum credit muncul karena dijamin akan memuaskan!

Baca Juga : Lagi, Kasus TBC Indonesia Peringkat Kedua di Dunia