NASIONALTERKINI

Puncak Kemarau di Jakarta Diprediksi Juni, DLH Bahas Penanganan Polusi

Loading

Puncak Kemarau di Jakarta Diprediksi Juni, DLH Bahas Penanganan Polusi

Puncak Kemarau di Jakarta Diprediksi Juni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyiapkan langkah antisipasi memburuknya kualitas udara saat musim kemarau. DLH hari ini berkumpul Bersama pemangku kepentingan merumuskan langkah antisipasi.
Dalam kesempatan tersebut, selain dari unsur Organisasi Perangkat Daerah Pemprov DKI, juga dihadiri unsur pemangku kepentingan dari pemerintah pusat seperti Kemenko Marves, KLHK, dan Kemenhub. Selain itu juga mengundang organisasi masyarakat sipil, hingga akademisi.

“Isu polusi udara menjadi fokus Pemprov DKI sejak dua tahun ke belakang, sekarang benar-benar serius, Jakarta sangat konsen terhadap pengendalian pencemaran udara, khususnya masalah polusi. Isu lingkungan hidup memang menjadi Isu global,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto melalui keterangan tertulis, Jumat (3/5/2024).

Hal tersebut telah tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 576 Tahun 2023 tentang Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU) yang mencantumkan road map isu penyelesaian masalah udara di Jakarta hingga 2030. Asep menyampaikan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DKI Jakarta telah berorientasi kepada lingkungan hidup.

“Prioritas pembangunan di Jakarta 5 tahun ke depan, 7 prioritasnya ada di bidang pembangunan lingkungan hidup,” ujarnya.

Ia pun menyebut, setelah tak lagi menjadi ibu kota negara, Jakarta memiliki tantangan besar dalam mengelola lingkungan hidup.

“Dengan ditarik dan dihilangkannya status ibu kota dari Jakarta, maka tuntutan Jakarta menjadi kota mandiri Itu semakin kuat. Jakarta harus mampu membiayai semua kebutuhan perencanaannya secara mandiri,” pungkas Asep.

Sementara, Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG, Albert Nahas memprediksi bahwa Jakarta akan memasuki musim kemarau pada Mei 2024 dan akan mencapai puncaknya pada Juni 2024. Selain itu, Ia mengatakan bahwa dampak fenomena iklim global juga memiliki pengaruh terhadap PM2.5 yang merupakan salah satu partikel polutan.

“Fenomena iklim global bisa memengaruhi iklim di Indonesia, yang juga berakibat ke kondisi PM2.5 di antaranya adalah El Nino, La Nina, dan Dipole Mode Positif/Negatif,” kata dia

Ia menjabarkan bahwa La Nina mempengaruhi konsentrasi PM2.5 di Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua wilayah timur dan barat berdasarkan respon PM2.5 terhadap La Nina.

“Salah satu dampaknya adalah konsentrasi PM2.5 cenderung tinggi pada malam hari hingga pagi hari dan rendah pada siang hari,” ungkap Albert.

Albert juga menegaskan bahwa bagaimanapun kondisi iklim global yang terjadi, kualitas udara akan bergantung terhadap sumber emisi di wilayah tersebut.

Sementara itu, Project Manager untuk Clean Air Catalyst dari World Resources Institute (WRI) Indonesia, Satya Budi Utama mengatakan bahwa pertemuan pemangku kepentingan ini merupakan salah satu langkah tepat untuk di level pengambil kebijakan.

“Pemprov DKI belajar dari kejadian tahun 2023. Agar Pemerintah siap untuk mengantipasi situasi dimana ada pengaruh panjang polusi udara karena panjangnya musim kemarau,” terangnya.

Ia menyebut inisiatif semacam ini bisa mempersiapkan banyak pemangku kepentingan untuk mengupayakan mitigasi dan antisipasi penurunan kualitas udara. Menurutnya, seharusnya pemerintah bersinergi dengan berbagai pihak dalam merespons perubahan iklim, salah satunya dengan bersinergi mengantisipasi polusi dari emisi sektor transportasi.

“Sejalan dengan strategi pengendalian pencemaran udara, sebenarnya yang kami lakukan sekarang adalah mengupayakan antisipasi terhadap pengurangan polusi meskipun sektornya ada transportasi. Ini bukan hanya dikerjakan oleh satu pihak saja,” ungkapnya.
Saat ini, pihaknya terus mengkaji pengembangan kawasan rendah emisi serta mendorong terjadinya perubahan atau transisi dari penggunaan kendaraan pribadi ke dalam sistem transportasi umum di Jakarta.

“Ini merujuk pada perilaku di mana individu atau masyarakat secara bertahap meninggalkan penggunaan kendaraan pribadi mereka dan beralih ke menggunakan transportasi umum untuk perjalanan mereka di Jakarta,” ujarnya.

Beberapa wilayah Jakarta yang masuk kategori indikator merah atau tidak sehat adalah Jeruk Purut, Cilandak Barat, Puri Indah, Kemang Dalam IX, dan juga Kemang V.

Situs itu juga menampilkan cuaca Jakarta saat ini. Disebutkan cuaca berkabut dengan suhu 27 derajat celcius, tingkat kelembapan 86% serta angin 5,5 km/h dan tekanan 1010 mbar.

Baca Juga : Sama-sama Bikin Nyeri Dada, Ini Cara Bedakan GERD dan Penyakit Jantung

Pasang Taruhan Kalian Di Situs IDN Slot dan Togel Tergacor Mandiritogel
Deposit Pulsa, Ovo, Dana, Linkaja dan Gopay Tanpa Potongan
New Member Depo Pertama 50rb Langsung Dapat 10rb

Slot Gacor Anti Rungkat

 

zvr
Bagaimana Reaksimu ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.